PERAWAT RISNA

PERAWAT RISNA
Gabung yukzz Blog Q....

Jumat, 15 April 2011

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN SAAT INI

profesionalisme dan tugas-tugas perkembangan, sedangkan sistem pemberian asuhan direfleksikan oleh perkembangan saat ini dan status pengetahuan dalam praktik keperawatan.THE STORIES IN MY LIFE Peningkatan kesehatan itu berkaitan dengan adanya kemajuan dan perkembangan keperawatan. ... Saat ini peran perawat dalam komunitas belum begitu banyak dikenal namun ...SEJARAH KEPERAWATAN DUNIA Perkembangan keperawatan masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin /Jihad (holy wars), memberikan ... RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut 5 RS modern saat ini ...Perkembangan Perawat Di Indonesia Saat Ini | Blog Si Markayi Tea ... ... Dan Perkembangan Ilmu Dan Teknologi Kesehatan Menuntut Perawat Sebagai Suatu Profesi Memberi Pelayanan Kesehatan Yang Optimal Saat Ini Praktik Pelayanan Keperawatan Di ...Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia « AKPER PEMKOT ... Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu ... Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan di ...

KEPERAWATAN ISLAM


Tuesday, January 16, 2007

Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam (Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad)

Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller Rosser, 2006)


Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. 3) (Wikipedia)

Florence dilahirkan dalam keluarga berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan periang yang mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya semasa peperangan di semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence Nightingale tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah sakit yang kotor. 3) (Wikipedia). Florence Nightingale dikenal sebagai perawat dan teoris pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale menekankan fokus intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif bagi manusia untuk hidup sehat. Sebagian besar dari pemikiran Nightingale masih relevan dengan pendidikan keperawatan di Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang. 4) (A.Yani, 2004)

Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh studi litelatur sejarah islam dalam bidang keperawatan dan mengenalkan kita tentang tokoh perawat islam. Tentu saja perkembangan keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (thn 570 – 632 SM ), dengan perkembangan keperawatan era Florence Nightingale, dan perkembangan keperawatan era tahun 2000 akan tetap berbeda seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan. Kedua tokoh keperawatan tersebut muncul di masa-masa peperangan, sedangkan saat ini keperawatan bergerak maju dalam suasana damai, namun dengan kompleksitas tuntutan asuhan keperawatan dan beragam penyakit infeksi dan penyakit degeneratif (double burden disease).

* Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)


Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century" yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam. 5)

Rufaidah binti Sa'ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al Khazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis. 5)(Omar Hassan, 1998)

Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education) 2)

Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata. 8)

Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka'ab bin Maziniyat, dia adalah ibu dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan, dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal denan luka2nya. Dia terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan berperang menggunakan pedang membela Nabi.

* Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan


Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.

1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994) 2)

2. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.

Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar pekerjaan (job training) 7)

* Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang

Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi positif," jelasnya. 9)

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. 9)

Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. 10)

Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

GAGAL GINJAL

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Keperawatan Medikal Bedah III tentang “Gagal Ginjal Kronik” ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Koordinator mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III, S. Haeryanto, SKM,M.Kes
2. Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III, Dahlia Simanjuntak, SKM., M.Kes
3. Serta orang tua yang telah mendoakan dan teman-teman yang telah mendukung penyelesaian makalah ini.
Demikian pembutan makalah ini di buat dengan harapan akan membantu dalam proses kegiatan pembelajaran khususnya mata ajar Keperawatan Medikal Bedah III.

Jakarta, maret 2011



Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada manusia, ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi vital yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah, serta sekresi bahan buangan dan kelebihan garam . Keadaan dimana fungsi ginjal mengalami penurunan yang progresif secara perlahan tapi pasti, yang dapat mencapai 60 % dari kondisi normal menuju ketidakmampuan ginjal ditandai tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) disebut dengan gagal ginjal kronik. Kondisi pasien dengan gagal ginjal kronik masih dapat melakukan aktifitas hidup jika memperhatikan kualitas hidup yang cukup baik
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626). Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368).
Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progesif ireversibel disebut gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapa tahun setelah timbui penyakit atau kerusakan ginjal. Gagal ginjal kronik masih menjadi masalah besar bagi dunia. Selain sulit disembuhkan, hiaya perawatan dan penyembuhannya sangat mahal. Penatalaksanaan yang tidak baik pada klien dengan gagal ginjal kronik akan mengarah pada komplikasi pada sistem tubuh lain yaitu gagal jantung, hipertensi, anemia, ulserasi lambung, asidosis metabolik, gangguan pernapasan sampai akhirnya menyebabkan kematian.

B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum:
Agar mahasiswa mengetahui konsep- konsep yang mendasari gagal ginjal kronik dan asuhan keperawatannya secara teori dengan menggunakan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus diharapkan mahasiswa mampu:
Menjelaskan tentang gagal ginjal kronik dan mampu mengaplikasikannya dalam menjalankan asuhan keperawatan untuk kasus gagal ginjal kronik.

C. METODA PENULISAN
Dalam rangka memperoleh data untuk makalah ini,maka kami mengadakan pengumpulan data dan informasi guna melengkapi pembahasan makalah ini yaitu melalui:
1. Library Research, yaitu dengan mempelajari berbagai sumber bacaan atau sumber literature yang dapat membantu pembahasan makalah ini.
2. Browsing Internet
3. Kesimpulan.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN :
a. Latar belakang
b. Tujuan penulisan makalah
c. Metode penulisan makalah
d. Sistematika penulisan makalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA :
a. Konsep dasar yakni definisi, insiden, etiology, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi dan penatalaksanaan medis.
b. Asuhan keperawatan : Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan dan Implementasi, Discharge planning, dan Evaluasi.
BAB III PENUTUP : Simpulan .
DAFTAR PUSTAKA


















BAB II Tinjauan Teori
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626).
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812).

2. Insiden
Di seluruh dunia, diperkirakan bahwa lebih dari 1,1 juta pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) saat ini membutuhkan dialisis pemeliharaan, dan jumlah ini meningkat pada tingkat 7% per year. Jika tren berlanjut, jumlah akan melebihi 2 juta oleh 2.010,2 Angka ini tidak termasuk negara-negara berkembang, dimana ada kurang tersedianya dan akses ke layanan dialisis. Penyebab paling umum dari gagal ginjal kronis adalah nefropati diabetes.

3. Etiologi
Penyebab CRF sangat banyak. Berbagai cedera dan proses penyakit yang dapat berakhir pada gagal ginjal, glomerulonefritis kronis, penyakit ginjal polikistik, obstruksi, mengulangi episode pyelonephritis, dan nephrotoxins adalah contoh penyebab. Penyakit sistemik, seperti diabetes melitus, hipertensi, lupus eritematosus, polyarteritis, dan amyloidosis, dapat memproduksi CRF. Diabetes adalah penyebab utama dan menyumbang lebih dari 30% dari klien yang menerima dialisis. Hipertensi adalah penyebab utama kedua CRF.
Untuk mengurangi resiko CRF, klien harus selalu diamati dan harus menerima perawatan yang memadai untuk mengontrol atau memperlambat kemajuan masalah ini sebelum mereka maju ke ESRD. Beberapa kondisi, seperti lupus dan diabetes, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.

4. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
 Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik.
 Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
 Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814).

5. Manifestasi klinis
a. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
o Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi.
o Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
b. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
c. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
o Sistem kardiovaskuler

 Hipertensi
 Pitting edema
 Edema periorbital
 Pembesaran vena leher
 Friction sub pericardial


o Sistem Pulmoner

 Krekel
 Nafas dangkal
 Kusmaull
 Sputum kental dan liat

o Sistem gastrointestinal

 Anoreksia, mual dan muntah
 Perdarahan saluran GI
 Ulserasi dan pardarahan mulut
 Nafas berbau ammonia

o Sistem musculoskeletal

 Kram otot
 Kehilangan kekuatan otot
 Fraktur tulang

o Sistem Integumen

 Warna kulit abu-abu mengkilat
 Pruritis
 Kulit kering bersisik
 Ekimosis
 Kuku tipis dan rapuh
 Rambut tipis dan kasar

o Sistem Reproduksi
 Amenore
 Atrofi testis


6. Komplikasi
Potensi komplikasi gagal ginjal kronis yang menyangkut perawat dan yang memerlukan pendekatan kolaboratif untuk perawatan meliputi:
• hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme, dan konsumsi yang berlebihan (makanan, obat, cairan)
• Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponade perikardial akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis tidak memadai.
• Hipertensi akibat retensi stadion dan air dan berfungsinya renin yang - angiotensin - aldosteron sistem.
• Anemia karena erythropoietin berkurang, penurunan umur RBC, perdarahan di saluran pencernaan untuk racun menjengkelkan, dan kehilangan darah selama hemodialisis.
• Penyakit tulang dan klasifikasi metastatik akibat retensi fosfor, kalsium serum rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal, dan tingkat alummunium tinggi.

7. Penatalaksanaan Medis
 Dialisis (cuci darah)
 Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
 Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
 Transfusi darah
 Transplantasi ginjal


B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Pemeriksaan fisik
d. Aktifitas /istirahat; Kelemahan malaise, kelelahan ekstrem, gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen), kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
e. Sirkulasi; Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina), Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan, nadi lemah, halus, hipotensi ortostatik, disritmia jantung, pucat pada kulit, friction rub pericardial, kecenderungan perdarahan
f. Integritas ego; Faktor stress, misalnya masalah finansial, hubungan dengan orang lain, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, menolak, ansietas, takut, marah, perubahan kepribadian, mudah terangsang
g. Eliminasi; Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut), diare, konstipasi, abdomen kembung, perubahan warna urin, contoh kuning pekat, coklat, kemerahan, berawan, oliguria, dapat menjadi anuria
h. Makanan/cairan; Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi), anoreksia, mual/muntah, nyeri ulu hati, rasa metalik tak sedap pada mulut ( pernafasan amonia), distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir), edema (umum, tergantung), perubahan turgor kulit/kelembaban, ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah, penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
i. Neurosensori; Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada Sakit kepala, penglihatan kabur, telapak kaki, kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati perifer), Gangguan status mental, contohnya ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, penurunan lapang perhatian, stupor, koma, kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang, rambut tipis, kuku tipis dan rapuh
j. Nyeri/kenyamanan; sakit kepala, kram otot/nyeri kaki, nyei panggul, perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
k. Pernapasan; Dispnea, nafas pendek, nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa sputum, dispnea, takipnea pernapasan kusmaul, batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
l. Keamanan; kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi)
m. Seksualitas; amenorea, infertilitas, penurunan libido
n. Interaksi social; Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
o. Riwayat kesehatan; Riwayat diabetes mellitus pada keluarga (resti GGK), penyakit polikistik, nefritis herediter, kalkulus urinary, riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan, penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang. (Doenges, E Marilynn, 2000, hal 626- 628)

 Pemeriksaan diagnostic
a. Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein.
b. Darah : Bun / kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium serum, Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
c. Pielografi intravena; Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter, pielografi retrograde, dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversible, arteriogram ginjal, mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, massa.
d. Sistouretrogram berkemih; Menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi.
e. Ultrasono ginjal; Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
f. Biopsi ginjal; Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis
g. Endoskopi ginjal nefroskopi; Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
h. EKG; Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda tanda perikarditis.

2. Diagnose

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi melalui alkalosis respiratorik.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan.

3. Perencanaan dan implementasi
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
Tujuan: Penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria hasil : mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi:
- Auskultasi bunyi jantung dan paru
Rasional : Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
- Kaji adanya hipertensi
Rasional : Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
- Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)
Rasional : HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
- Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
Rasional : Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
Kriteria Hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output
Intervensi:
- Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
- Batasi masukan cairan
Rasional : Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi
- Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
Rasional : Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
- Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan input dan output
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil: menunjukan Berat Badan stabil
Intervensi:
- Awasi konsumsi makanan / cairan
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
- Perhatikan adanya mual dan muntah
Rasional : Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi
- Berikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
- Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
Rasional : Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek social
- Berikan perawatan mulut sering
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan
d. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui alkalosis respiratorik
Tujuan : tidak terjadi perubahan pola nafas pada klien
Kriteria hasil: Pola nafas kembali normal / stabil
Intervensi:
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
Rasional : Menyatakan adanya pengumpulan secret
- Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
Rasional : Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
- Atur posisi senyaman mungkin
Rasional : Mencegah terjadinya sesak nafas
- Batasi untuk beraktivitas
Rasional : Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
Tujuan: Integritas kulit dapat terjaga
Kriteria hasil :
- Mempertahankan kulit utuh
- Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit
Intervensi:
- Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya kemerahan
Rasional : Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.
- Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
Rasional : Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan
- Inspeksi area tergantung terhadap udem
Rasional : Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek
- Ubah posisi sesering mungkin
Rasional : Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia
- Berikan perawatan kulit
Rasional : Mengurangi pengeringan , robekan kulit
- Pertahankan linen kering
Rasional : Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit
- Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada area pruritis
Rasional : Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera
- Anjurkan memakai pakaian katun longgar
Rasional : Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan
Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi
Intervensi:
- Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
- Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
- Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat
- Pertahankan status nutrisi yang adekuat

4. Evaluasi
a. Tidak terdapat gejala-gejala bertambahnya retensi cairan pada klien
b. Klien menekuni pesan diet dan cairan yang diperlukan
c. Tidak terdapat gejala-gejala terlalu kelelahan
d. Klien dapat tidur nyenyak pada malam hari
e. Klien dapat menguraikan tentang sifat CRF, rasional dan terapi, peraturan obat-obatan dan gejala-gejala yang harus dilaporkan

5. Discharge planning
Pemberian informasi pada klien dan keluarga tentang:
f. Obat: beritahu klien dan kelurga tentang daftar nama obat dosis, waktu pemberian obat. Jangan mengonsumsi obat-obatan tradisional dan vitamin tanpa instruksi dokter. Konsumsi obat secara teratur. Jika merasakan ada efek samping dari obat segera cek ke rumah sakit. Perhatikan aktivitas ketika selesai meminum obat yang memiliki efek samping mengantuk.
g. Diet: pertahankan diet seperti yang dianjurkan dokter seperti mengonsusmsi makanan tinggi kalori dan rendah protein. Banyak mengonsumsi makanan rendah natrium dan kalium. Kelurga harus memperhatikan benar-benar pola makan klien. Minumlah banyak-banyak cairan. Jangan membiasakan diri untuk menahan buang air kecil. Pertahankan berat badan normal. Timbang berat badan secara teratur. Hindari minuman alkhohol termasuk bir, anggur, wiski dan minuman keras lainnya.
h. Latihan: Melatih membuat jantung lebih kuat, menurunkan tekanan darah, dan membantu membuat klien tetap sehat. Cara terbaik untuk mulai berolahraga perlahan-lahan dan lakukan lebih berat untuk membuat klien lebih kuat. Lakukan beberapa kegiatan yang sudah dijadwalkan bersama dokter dan perawat secara rutin.











BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun. dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Insiden yang terjadi dari penyakit GGK adalah di seluruh dunia, diperkirakan bahwa lebih dari 1,1 juta pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) saat ini membutuhkan dialisis pemeliharaan, dan jumlah ini meningkat pada tingkat 7%. Etiologi dari penyakit GGK yaitu Penyebab CRF sangat banyak. Berbagai cedera dan proses penyakit yang dapat berakhir pada gagal ginjal, glomerulonefritis kronis, penyakit ginjal polikistik, obstruksi, mengulangi episode pyelonephritis, dan nephrotoxins adalah contoh penyebab. Penyakit sistemik, seperti diabetes melitus, hipertensi, lupus eritematosus, polyarteritis, dan amyloidosis, dapat memproduksi CRF. Diabetes adalah penyebab utama dan menyumbang lebih dari 30% dari klien yang menerima dialisis. Hipertensi adalah penyebab utama kedua CRF.
Patofisiologinya adalah Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialysis. Tanda dan gejala dari penyakit GGK adalah Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi.Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit GGK adalah hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme, dan konsumsi yang berlebihan (makanan, obat, cairan) Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponade perikardial akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis tidak memadai. Setelah mengetahui definisi dari penyakit GGK selanjutnya kita dapat membuat asuhan keperawatannya seperti diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.touchendocrinology.com/articles/epidemiology-and-classification-chronic-kidney-disease-and-management-diabetic-nephropathy
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/gagal-ginjal-kronik/
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gagal-ginjal-kronis/

















Kata Pengantar 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG MASALAH 2
B. TUJUAN PENULISAN 3
C. METODA PENULISAN 3
D. SISTEMATIKA PENULISAN 3
BAB II Tinjauan Teori 5
A. Konsep Dasar 5
1. Definisi 5
2. Insiden 5
3. Etiologi 5
4. Patofisiologi 6
5. Manifestasi klinis 7
6. Komplikasi 9
7. Penatalaksanaan Medis 9
B. Asuhan Keperawatan 9
1. Pengkajian 9
2. Diagnose 12
3. Perencanaan dan implementasi 12
4. Evaluasi 15
5. Discharge planning 16
BAB III PENUTUP 17
Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18

Kamis, 14 April 2011

INGGRIS


Job Interview Matching

1.       Would you like something to drink?
2.     Could you tell me something about yourself?
3.     What kind of work do you like to do?
4.     What are your skills?
5.     Why do you want to work for this company?
6.     What salary do you want?
7.     Can you tell me about your work experience?

_____________ I want to work for a company that has been here a long time. I’m a customer of your company and I think you give excellent service. I know this company will be here for a long time. I hope there will be opportunities for me to be promoted.

_____________ No, thank you.

_____________ I have a lot of experience with computers. I can use Microsoft Word, Power Point and Excel. I can type 50 words per minute. I am good at math and enjoy working with numbers.

_____________In my country, I worked as an automobile body repairman at a garage. I worked there for 5 years. I repaired many different kinds of cars, and I used many different tools. I am good with my hands. I think my last experience will help me with a job here.

_____________ I come from Hong Kong. I graduated from the Mountain High School there. I came to San Francisco in 1993. I’ve been working at the Han Gift Shop since 1995. I’ve been studying English as a Second Language and office training at City College of San Francisco. I really enjoy working with people and working with computers.

____________ I’ve heard the usual salary for this position is between $12 and $15 per hour. I think that would be OK.

____________ I really enjoy working with people. That’s why I want to work as a customer service representative in a store like yours. I have a lot of experience in customer service. I like helping the customers and talking to them. I am very friendly.


Answers for personal preference questions

Why do you want this job?
·        Because I’m good with numbers.
·        I like working with people.
·        Your company has a good reputation.
·        It’s a large company, with opportunities for promotions.
·        This job requires computer skills, and I have a lot of  experience using computers.

What salary do you want?
·        In my last job, I made $10 an hour. I would like at least that  amount.
·        What is the salary range for this job? I’d like at least (name an amount), because I have a lot of skills.
·        I think about $2,000 per month is fair.
·        Other companies pay about $12 per hour for this type of work. I think that is a good wage.

Why do you want to work for this company?
·        It’s a big successful company.
·        Your company is well know and makes good products.
·        It provides dependable service.
·        I know someone who works here. She says there is an excellent working environment here and the people are friendly.



INTERVIEW QUESTIONS/GRAMMAR
1.What are your skills?
I know how to ___________________________________.
                        (verb/base form)
I can __________________________________________.
                     (verb/base form)

2.What was your last job?
I ____________ a ______________________________.
   (be/simple past)                                 (job title)

3. Did you work in your country? ___________________________
                                                         (yes/no/past)

4. What did you do?
     I _______________ a _____________________________.
        be/simple past)                (job title)

5. What salary do you want?
    I’m open.
    What do you usually pay for this position?

6. Are you working now? ________________________________
                                         (yes/no)
      I _______________________________________________
           (tell where you work and what you do)
                                 
7. What are your duties?
    I ________________________________________________
        (verbs/present tense)

8. Do you want to work full-time or part-time?
    I want to work _______________________________________.






9. Tell me about your experience.
   I have been a ____________________ for ________________ years.

   I _____________ a _______________________ for ______ years.
       (be/simple past)        (job title)

   Also, I _____________a ____________________ for _______ years.

10. Tell me about your education
      In my country, I studied ___________________________________.
      Now, I study English at City College of San Francisco.
      I got a certificate in ___________________ from ______________
                                          (area/subject studied)                    (school)

      I got a AA/BA/MA degree in _______________from _____________                                                                                                                                                     (area/subject studied)         (school)

11. What are your strengths?
     I’m ____________________________________________________
                  (adjectives to describe your personal qualities)


12. What are your weaknesses?
      English is my second language, but I study every day to improve it.